Di balik gemerlapnya haute cuisine Prancis dan sajian-sajian mewah berkelas Michelin, tersembunyi sebuah sajian sederhana yang hangat dan mengundang: fondue. Meski dikenal luas sebagai hidangan khas Swiss, fondue memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Prancis, khususnya di kawasan pegunungan Alpen yang berbatasan langsung dengan Swiss dan Italia. Di Prancis, fondue bukan sekadar makanan—ia adalah pengalaman sosial, simbol kehangatan keluarga, dan sebuah ritus musim dingin.
Asal-Usul dan Transformasi di Prancis
Fondue pertama kali populer di Swiss pada abad ke-18 sebagai cara untuk memanfaatkan keju dan roti lama selama musim dingin. Konsepnya sederhana: keju dilelehkan dalam panci khusus dan dimakan bersama potongan roti menggunakan garpu panjang. Namun, ketika fondue melintasi perbatasan menuju Prancis, sajian ini mengalami transformasi halus yang memberi sentuhan elegan khas Prancis.
Di Prancis, terutama di wilayah Savoie dan Jura, fondue keju menjadi sajian andalan selama musim dingin. Campuran keju yang digunakan lebih variatif dan kompleks, seperti Beaufort, Comté, dan Emmental, menciptakan rasa yang lebih dalam dan tekstur yang lebih halus. Ditambah sejumput bawang putih, sedikit anggur putih, dan sentuhan muskat, fondue Prancis menjadi kaya rasa namun tetap lembut di lidah.
Lebih dari Sekadar Keju
Meski fondue keju adalah jenis yang paling ikonik, Prancis juga mengenal varian lain seperti fondue bourguignonne dan fondue au chocolat. Fondue bourguignonne berasal dari wilayah Burgundy, di mana potongan daging sapi segar dimasak langsung dalam minyak panas. Daging yang telah matang kemudian dicelupkan dalam berbagai saus, mulai dari mustard, bearnaise, hingga saus anggur merah.
Sementara itu, fondue au chocolat adalah sajian penutup yang memanjakan indera. Cokelat leleh disajikan dengan potongan buah segar, marshmallow, atau bahkan biskuit. Dengan penerangan lilin di meja makan, aroma cokelat yang meleleh menciptakan suasana romantis nan akrab—sebuah contoh sempurna bagaimana Prancis menjadikan hidangan sederhana terasa istimewa.
Ritual Sosial dan Budaya
Fondue bukan hanya soal rasa, tapi juga soal kebersamaan. Dalam budaya Prancis, fondue sering disajikan saat pertemuan keluarga, malam Natal, atau setelah seharian bermain ski di pegunungan. Duduk mengelilingi panci fondue, bergiliran mencelupkan roti atau daging, dan berbagi tawa menjadi inti dari pengalaman tersebut.
Ada pula aturan tak tertulis yang mengiringi ritual fondue. Misalnya, jika seseorang menjatuhkan roti ke dalam panci, mereka harus membayar “hukuman”—baik itu mencuci piring, menyanyikan lagu, atau bahkan membelikan sebotol anggur untuk semua orang. Tradisi kecil ini menambah kehangatan dan keceriaan dalam acara makan bersama.
Sentuhan Elegan dalam Kesederhanaan
Apa yang membuat fondue Prancis terasa elegan adalah perhatian terhadap detail. Dari pemilihan keju berkualitas tinggi, penggunaan anggur lokal, hingga cara penyajian dalam peralatan keramik cantik—semuanya mencerminkan filosofi kuliner Prancis: kualitas di atas segalanya.
Bahkan dalam kesederhanaan cafe fondue, Prancis mampu menyulapnya menjadi pengalaman gastronomi yang anggun dan menggugah. Ini bukan hanya tentang makanan, tapi tentang cara hidup—art de vivre—di mana setiap momen makan menjadi perayaan.
Fondue di Prancis adalah perpaduan antara tradisi dan keanggunan. Dari dapur pedesaan hingga restoran bintang lima di Chamonix atau Annecy, fondue tetap menjadi favorit lintas generasi. Di tengah dunia yang serba cepat, fondue mengajak kita untuk melambat, menikmati rasa, dan menghargai kebersamaan. Karena pada akhirnya, fondue bukan sekadar hidangan, melainkan pengalaman yang menyatukan.